Sabtu, 08 Maret 2014

KETIKA PUTUS ASA MEMBINGKAI HATI


SEBUAH CATATAN BUAT DIRI SENDIR.

Terkadang manusia tidak bisa kuat SELAMANYA. Meski sudah paham bahwa Putus asa sangat dilarang dalam agama saya, namun terkadang rasa itu pernah dan bisa mampir membungkus hati yang sangat lemah ini.

" JANGAN PUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH" , itu kata kata yg sering kuucapkan di hati,ketika rasa putus asa itu demikian kuat menerjang benteng hatiku. Namun.....
Ketika ribuan alunan doa tak menghasilkan, ketika sejuta harapan membumbung tinggi menembus batas langit, ketika malam malam sunyi bibir tak juga berhenti mengurai doa dan harapan, dan masalah itu tetap setia bersamaku, maka hati inipun sedikit goyah.

Hati ini mulai mempertanyakan, dimana Kau ya ROBB? Bukankah Engkau sangat dekat denganku? Mustahil doaku tak terdengar....bukankah tidak ada doa yang tidak dikabulkan? Lalu apa yang sedang terjadi denga aku?
Astaghfirullah...bagaimana aku bisa mempertanyakan Tuhanku? Apakah aku punya hak untuk protes? Duh ILLAHI ROBBI...ampuni kelancangan hamba yang lemah ini, ampuni kelemahan dan kedholiman hamba.

Aku berkhusnudhon kepada MU ya Rabb...bahwa mungkin Engkau masih ingin mendengar rintihanku, mungkin aku masih KAU uji, dan mungkin KAU beri aku hadiah di tempat dan waktu yang lain.
Meski ribuan doa kualunkan, berliter airmata tumpah, dan sujudku tidak pernah berhenti...namun siapa yang bisa memaksa MU untuk mengabulkan doa? sama sekali tidak ada. Karena saya yakin ya Allah...bahwa Tidak ada yang dapat mencegah terhadap apa yang KAU berikan, dan Tidak ada yang dapat memberikan terhadap apa yang KAU tahan. Tidak ada yang dapat menolak terhadap apa yang telah KAU tetapkan. Dan kemuliaan seseorang tidak berguna baginya, karena hanya dari ENGKAULAH kemuliaan itu.

DUHAI hati...tegarlah engkau, kuatkan dan Ihlas lah menerima ketentuan TUHAN yang berlaku atasmu. Tidak ada yang sia sia di dunia ini, setiap doa adalah ibadah, setiap sujud dan rukuk ku adalah bentuk penghambaanku kepada sang khaliq.Pasti ada nilainya dihadapan Allah kelak di yaumil akhir.

Apabila sempat terbesit rasa putus asa, meski hanya sebiji sawi, bertobatlah wahai diri, mumpung pintu taubat belum terkunci, mumpung masih diberi waktu oleh Allah.
Apabila semua usaha sudah dilakukan, semua doa sudah dilantunkan...tinggal tawakal saja. Pasrahkan dengan hati tulus kepada Allah SWT , DIA yang akan mengurus semua urusan hamba NYA.INSYAALLAH akan mendapat jalan terbaik dan harapan segera terwujud. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

Minggu, 29 Januari 2012

BATALNYA PERTUNANGAN MU, MEMBUAT KAU MAKIN TEGAR.

UNTUK SEORANG SAHABAT.

Hari itu, dihari Minggu yang cerah, bulan Maret tahun 1983, aku senang sekali melihat wajahmu yang berseri seri, wajahmu yang manis semakin terlihat manis dan amat cantik, kau berdandan bagai seorang putri, senyum tak pernah lepas dari bibirmu, hari itu kau sahabatku, sedang menunggu kekasihmu dan keluarganya datang meminangmu dan sekaligus bertunangan. Tentu aku pun ikut berbahagia, kuantar kau waktu pergi ke salon untuk merias diri. Kupandangi wajahmu yang ayu ...wajah yang sulit untuk menerima cinta lelaki.

Aku sempat sedih ketika setiap lelaki yang datang, engkau tolak dengan mentah mentah, tanpa kau berusaha mencobanya dulu. Ketika kusarankan untuk dicoba berteman dulu, dengan tersenyum, kau menjawab saranku.." mbak IRA, mengenai hubungan ku dengan pria, aku tidak mau coba coba, aku harus bersikap tegas, IYA atau TIDAK. Kalau kulihat dari awal, aku sdh tidak bisa menerima nya di hatiku, untuk apa diperpanjang? Lagipula aku tidak mau diriku disebut gonta ganti pacar. Tidak ada dalam kamus hidupku .

Dewi sahabatku...! Itulah yang amat kukagumi dari dirimu, engkau mampu bersikap tegas meski dalam urusan hati sekalipun. Dan harga dirimu yang amat tinggi itu, telah meluluh lantakkan hati puluhan lelaki yang datang mendekatimu. Aku selalu menjadi saksi setiap lelaki yang mencoba mendekatimu. Aku sendiri heran, pria seperti apakah yang kau nantikan? sungguh aku sangat penasaran, semoga ketika kau menentukan pilihan hatimu, aku masih sempat menyaksikan dan aku masih menjadi sahabat terbaikmu.

Ternyata doaku terkabul, menjelang lulus dari kuliah kita, engkau perkenalkan seorang lelaki yang sungguh sangat super untuk ukuran saat itu. Tinggi gagah ganteng, amat romantis , sudah bekerja du BUMN terkenal, dan lulusan sekolah tehnik terhebat di negeri ini. Wow...aku baru menyadari, ternyata sahabatku ini mempunyai kriteria yang sungguh amat luar biasa. Aku tak tahu proses nya, bagaimana kau sampai bisa jatuh cinta, karena saat itu kita sudah jarang ketemu, karena kuliah sudah selesai, kita tinggal mengurus persyaratan yudisium dan menunggu wisuda.
aku baru kau hubungi lagi sehari menjelang kau dilamar kekasihmu,  engkau menyuruhku datang ke rumahmu, karena kau akan di Pinang pujaan hatimu, dan sekaligus bertunangan. Tak terlukiskan betapa aku sungguh sangat bahagia. Temanku, sahabatku sudah menemukan tambatan hatinya, yang sungguh luar biasa. Tidak sia sia dia selalu kukuh pada pendiriannya, bahwa dia tidak mau sembarangan menerima setiap lelaki yang datang, kalau hatinya tidak benar benar cinta.

DEWI SAHABATKU, ternyata nasib baik belum berpihak padamu, kau yang sudah berdandan dari pagi hari, orang tuamu yang sudah menyiapkan hidangan, dan familimu yang sudah datang ke rumahmu, dibuat amat kecewa, karena sampai sore hari , kekasih hatimu dan keluarganya tidak muncul. Kau terkantuk kantuk di kamarmu, karena kelelahan menunggu, dan aku hanya bisa prihatin, rasanya ingin teriak dan ingin membunuh saja orang yang tidak punya perasaan seperti itu. Namun, ketika kulihat wajahmu, samasekali tidak terlihat kecemasan, sedih atau benci...engkau tetap seperti sahabatku yang kukenal, diam tenang dan amat pandai menyimpan rahasia hati.

DEWI...aku tidak tahu bagaimana perasaan mu yang sebenarnya, namun dari luar kau tetap tenang dan bisa tersenyum serta bisa bersikap tegas.  Kepada orang tua dan familimu, kau minta disudahi saja acara menunggunya, kau akan urus dengan kekasihmu, dan mohon maaf untuk waktu yang mereka luangkan. Sungguh luar biasa, tak setetes pun airmatamu tumpah, tidak sedikitpun tergores diwajahmu kesedihan. Mungkin karena sikapmu yang demikian, kulihat orang tuamu, dan saudara serta familimu, juga bersikap biasa saja.
DEWI..., aku membantumu menghapus riasan wajahmu, mengurai sanggul yang cantik dikepalamu, dan melipat kebaya dan kain yang sudah kau buka. Kau dengan yakin nya bilang padaku, bahwa sebentar lagi ada telegram dari kantor post untukmu. Waktu itu kami belum mengenal HP, di rumah pun belum ada tilpon. Jadi komunikasi hanya lewat surat atau telegram. Dan ternyata kau benar, ada telegram untukmu dari kekasihmu, yang mengatakan dia harus tugas Luar Negeri secara mendadak, dan setibanya dari luar Negeri akan langsung ke rumahmu. Kulihat kau tersenyum kecil dan wajahmu biasa biasa saja, tidak tampak ada kegembiraan atau apapun. Datar dan tenang seperti sungai yang mengalir dengan tenang, tiada riak dan ombak samasekali.

Dewi sahabat terbaikku, sebetulnya aku malah khawatir melihat reaksimu yang tidak wajar. Sebetulnya aku ingin melihat kau menangis ,teriak atau mengumpat. Biar terangkat beban dari hatimu. Karena aku tahu pasti, meskipun diluar kau kelihatan tenang, namun hatimu TIDAK BEGITU. Tapi kau tetaplah sahabatku dulu, yang pantang memperlihatkan suasana hati. Pantang menunjukkan kesedihan dihadapan orang dan kau sangat keras kepala, bila menyangkut harga diri. Aku tahu, harga dirimu terluka sahabatku, aku tahu jiwamu terguncang, cinta putihmu yg kau persembahkan kepada seorang untuk pertama kalinya, ternyata dipermalukan seperti ini. Sampai aku pulang dari rumahmu, kau tetap menunjukkan wajah manismu seperti biasa, malah kau sempat mengantarku keluar dan menunggu kendaraan yang datang. Berkali kali kau mengucapkan terimakasih dan mohon maaf, meskipun aku sama sekali tidak mengharapkan itu.

Tepat sepuluh hari setelah lamaran yang batal itu, aku mendapat kabar darimu, bahwa kekasihmu datang ke rumah dengan saudara tertuanya.Dia bersikukuh karena tugas, dan kau juga bersikukuh tidak percaya. Akhirnya kekasihmu bilang, memang ada masalah sedikit, dan masalah itu akan terselesaikan kalau kau mau diajak ke Jakarta menemui orang tuanya. Tentu itu sangat tidak mungkin...karena kau dan keluargamu sangat ketat menjunjung tinggi etika dan moral. Pantang bagimu pergi jauh dengan orang yg bukan muhrim. Dan keluargamu juga tidak setuju kalau kau ikut ke Jakarta. Suasana benar benar sangat tegang. Kekasihmu sampai berlutut memohon, agar kau mau diajak menemui orang tua nya. Sampai disini kau dan orang tuamu menganggap bahwa orang tuanya tidak menyetujui kamu menjadi menantunya, ternyata perkiraanmu salah....!

Karena keesokan harinya kau menerima sepucuk surat dan 3 lembar foto dari seorang wanita yang mengaku calon istri kekasihmu. Ternyata kekasihmu telah bertunangan denga wanita lain. Yah...Wati nama wanita itu, memberitahumu, bahwa dia adalah tunangan kekasihmu. Meskipun tanpa sepengetahuan orang tuanya. Mereka bertunangan secara diam diam, karena Wati sudah kehilangan keperawanan nya.

DEWI....sekali lagi aku menangis untukmu, seandainya aku yang mengalami hal ini, pasti aku sudah tidak sanggup lagi. Aku akan hancur, terpuruk dan putus asa. Namun kau tidaklah demikian, dengan sikap tegarmu, kau kembalikan cincin pertunangan yg sempat dibuat, kepada wanita itu. Kau balas suratnya, dan kau berpesan agar menjaga calon suaminya dengan baik , supaya tidak kemana mana menjerat gadis baik baik, supaya TUDAK ADA KORBAN LAGI. Dan, kepada kekasihmu, kau memutuskan hubungan, dan tmeminta dia agar menjauhimu dan tidak menghubungimu lagi.," Selamat tinggal, mulai sekarang kita tidak ada hubungan apa apa lagi" .Hanya itu, tanpa kata makian atau celaan. duh..sungguh kau memang wanita luar biasa, dalam memendam rasa dan sakit hati, dan aku tahu sebabnya, adalah harga dirimu yang amat tinggi menghalangi kau untuk menunjukkan kesedihanmu.

Sebulan setelah itu, kau datang ke rumahku. Tentu aku dan keluargaku sangat senang, sudah kangen lama tidak ketemu. Kau bilang bahwa kau baru selesai mmberi kuliah, dan  tiba tiba pingin mampir. Karena penasaranku belum terjawab, maka kuberanikan diri untuk bertanya tentang sikapmu....kok bisa kamu bersikap setenang itu? Alhamdulillah kau tidak marah, dengan tersenyum kamu bilang...

" Mbak Ira , aku bukan manusia super, aku adalah wanita biasa, sama seperti yang lain, bila sedih aku pasti ingin menangis dan berteriak. Namun...cintaku pada Ayah Bundaku, menghalangi aku berbuat itu. Aku tidak tega di usia tua mereka, aku membuat kesedihan dan rasa malu seperti itu, bila aku terpuruk , maka mereka akan lebih sedih lagi, dan bila aku tenang dan tidak sedih, maka mereka bisa juga tenang. Dan mbak Ira lihat sendiri bukan? Ayah Bundaku tidak terlalu bersedih karena aku tetap Dewi nya yg dulu, yang tenang, tegar dan tidak putus asa".  Aku menjawab, iya benar, aku menyaksikan nya.

Lalu kenapa kau begitu tegas memutuskan hubungan? Bukankah kalau kau mau, kekasihmu pasti memilihmu? Dan orang tuanya juga kan merestuimu, bahkan kalau kau setuju menikah dengan kekasihmu, orang tuanya akan langsung menikahkan? Dengna demikian rasa malu dirimu dan keluargamu akan terhapus. ? Dengan tersenyum, kau menjawab dengan tegas. Mbak Ira ..bagiku masa depan amatlah penting. Aku TIDAK MAU MEMPERTARUHKAN MASA DEPANKU, kepada orang yang tidak JUJUR, tidak setia dan tidak bertanggung jawab seperti itu. CINTA PUTIHKU yang kujaga hingga puluhan tahun, tidak akan Kutitipkan kepada orang seperti itu. Dia tidak pantas menerima cintaku. Bagi saya mbak Ira, menghadapi rasa malu sekarang, itu lebih baik dari pada penderitaan hidup selamanya. Rasa malu akan berlalu dengan berlalunya waktu, dan aku masih bisa melanjutkan hidupku. Toh aku tidak kehilangan apapun, tidak ada yang dia curi dariku, aku masih seperti yang dulu.

Alasan kedua, aku tidak tega merebut kekasih orang, meski dia mencintaiku setinggi gunung pun, aku lebih baik mengalah, karena Wati telah kehilangan yang paling berharga dalam hidupnya, sedangkan aku tidak kehilangan apapun. Aku masih utuh dan suci. Yang ketiga, aku yakin, masih ada banyak pria baik diluar sana yang pantas menerima amanah cintaku. Yang setia dan jujur, yang mencintaiku Dengan tulus, yang bisa menjadi imanku dunia akherat. Aku tidak akan pernah putus asa dari rahmat ALLAH SWT, INSYAALLAH.

SUBHANALLAH...DEWI, kau memang sungguh perempuan langka, kau tidak egois dan kau sangat berbakti pada orang tuamu, serta mempunyai keyakinan yang luar biasa kepada takdir dan ketentuan Allah. Entah mengapa aku juga yakin, bahwa tidak terlalu sulit bagimu, mencari pengganti SUSILO, kekasihmu. Karena pria yang menghampirinya seolah tidak pernah surut. Aku berdoa untukmu sahabatku, semoga segera ALLAH menemukan dengan orang yang pantas menjadi imam mu dunia akherat.

Sudah lebih dari lima bulan aku tidak sempat bertemu denganmu, pekerjaan ku sebagai Guru, dan kau sebagai dosen, terlalu menyita waktu kita sehingga kita tidak pernah bertemu. Sampailah ketika aku akan menikah , kau kukirimi undangan. Kau tidak datang waktu pestanya, namun keesokan harinya kau datang ke rumah , dengan seorang lelaki tampan yang gagah dan mapan. Ohhh...betapa bahagianya hatiku, ternyata kau sudah menemukan tambatan hati. Kita berpelukan lama sekali, tak ada yang mengeluarkan kata kata, seolah pelukan kami sudah mengatakan banyak hal. Aku lihat kau menitikkan airmata, hal yang jarang kau lakukan. Tapi kamu berbisik, itu adalah airmata bahagia untukku..! Dan yang lebih membuatku suprise adalah di jari manismu sudah ada cincin pertunangan. Agak dongkol juga sih, kenapa aku tidak diberitahu, namun aku tidak berani protes, karena akupun tidak memberitahunya tentang pertunanganku.

Maaf Dewi kalau kisahmu kuabadikan dalam cerita ini. Aku hanya ingin orang lain tahu, bahwa tidak selamanya penderitaan membuat orang terpuruk. Buktinya? Kau mampu berdiri tegak, mampu menghadapi masa depan denga yakin dan mantap, meski engkau baru diterpa badai. Kau adalah wanita yang sangat RASIONAL. Kau mampu berpikir mengalahkan perasaanmu. Mampu berbuat yang masuk akal, dan tidak mau mengambil jalan pintas, bila itu hanya untuk melarikan diri dari masalah.  MASALAH ITU UNTUK DIHADAPI MBAK!  BUKAN UNTUK DIHINDARI, apalagi kalau harus lari...! Itu kata katamu yang selalu kuingat. Sekarang ini, aku tidak tahu kabarmu. Namun aku yakin, kau sudah hidup berbahagia dengan suami dan putra putrimu. Semoga suatu saat kalau kita bertemu, engkau tetap Dewi yang kukenal dulu, yang selalu tegar dan kuat menerima ujian apapun dalam hidup. Aku mengagumimu sahabat...! Mengagumi ketegaranmu, mengagumi cara berpikirmu dan mengagumi empatimu pada orang lain. Dewi Sahabatku. Aku merindukanmu.

Jumat, 20 Januari 2012

TERNYATA BERDIALOG DENGAN DIRI SENIDIRI ITU PERLU.

SEBUAH PENCERAHAN


Kadang dunia seolah mau runtuh....kadang pikiran sudah penuh sesak, dan terkadang HATI seolah sudah tidak bisa menampung lagi berbagai problema kehidupan. Kalau perasaan ini kita ikuti, maka hati akan semakin melemah...kesehatan menurun dan daya juang akan menipis.

Lalu apa sebaiknya yang kita lakukan, bila kita sedang mengalami kondisi seperti yang saya sebutkan diatas?? Pertama adalah, menerima segala hadiah Allah yang diberikan kepada kita dengan IHLAS. Hadiah Allah kepada hamba NYA tidak hanya berupa kebahagiaan. Karena sejatinya sakit atau derita itu juga hadiah. Bila kita bisa menerima dengan Ihlas maka akan mudah menghadapin berbagai masalah dalam hidup kita.

Langkah kedua adalah berdialog dengan diri sendiri dulu, sebelum melangkah mengetasi berbagai masalah yang timbul. Ketika hati sudah kacau, ketika pikiran sudah buntu, dan ketika kesedihan seolah tak tertahankan....! Maka ajaklah hatimu untuk berdialaog. Jangan dulu menyalahkan orang lain, atau menyerah putus asa. Kalau kita mau introspeksi kedalaman diri sendiri , Insyaalloh akan mendapat penyebab dari kekacauan pikiran kita, dan pada akhirnya kita bisa menyelesaikan masalah yg ada.

Kuncinya adalah JUJUR PADA DIRI SENDIRI. Agar dialog kita bida menghasilkan sesuatu yang bermanfaat buat penyegaran diri, maka Jujurlah pada hatimu. Akui kesalahan dan akui kelemahanmu sebagai manusia. Serta cari penyebab semua masalah yang sdg kau hadapi. Dialog dengan diri sendiri serta diikuti dengan perenungan yang dalam akan hakekat dari permasalahan yang sedang menimpa kita, Insyaalloh akan melahirkan cara pandang yang baru, semangat baru dan keputusan baru yang mampu menyelesaikan apapun bentuk masalah yang kita hadapi. Jadi berdialoglah dengan diri sendiri dulu! Sebelum curhat ke orang lain. Kadang hati nuranimu lebih jujur berucap daripada teman baikmu sekalipun.

Kamis, 29 Desember 2011

BARA API DALAM DADA?

SEBUAH PENGAKUAN .
 
 Entah mengapa, melihatmu dengan wajah berbinar dan berseri seri, membuat hatiku terluka. Mestinya aku turut gembira, mestinya senyum juga harus terurai dari bibirku, melihat kebahagiaan yang kau rasakan . Namun yang terjadi di hatiku tidaklah demikian....! Aku merasa seperti pecundang yang kalah..seperti peserta  lomba maraton, yang terengah digaris paling belakang. Sementara engkau dengan bangganya memperoleh piala dan tersenyum lebar dihadapanku.

 DUHAI HATIKU...! Apa sebenarnya yang terjadi dengan engkau? Bukankah engkau adalah pemenangnya? Bukankah keinginanmu terpenuhi? Namun mengapa tak jua merasa tentram dan damai?  Mungkin karena aku merasa ini tidak adil. Dia yang berusaha menghancurkan kebahagiaanku, malah bisa tersenyum dengan bangga dengan wajah yang berseri seri. Sementara aku, sejak kehadirannya, sejak aku mengenal namanya, hatiku tidak pernah bisa  utuh lagi. Tak pernah bisa tersenyum dengan lepas lagi, yang ada hanya  rasa sakit  dan airmata yang kualirkan secara diam diam.

 Aku mengaku KALAH dengan mu, karena meski aku yang jadi pemenangnya, namun aku tidak bisa bahagia seperti bahagiamu saat ini.  Kadang kupertanyakan dihadapan ROBB ku...apakah ini ADIL Buatku?  Namun segera aku Istighfar, Karena aku yakin seyakin yakin nya, bahwa ALLAH pasti memberikan kita yang terbaik. Dan segala kejadian dimuka bumi ini tidak akan terlepas dari Kuasa Nya. Bila aku mempertanyakan hal ini, maka aku seperti tidak mengakui bahwa takdir baik dan buruk adalah semata dariNYA.  Bila semua ini karena dosaku, maka AMPUNILAH ya ROBB, Namun bila ini adalah UJIAN buatku, maka sabarkanlah hatiku, dan kuatkan hatiku untuk menerima cobaan dari MU. Buang jauh jauh segala rasa iri dan dengki, serta rasa sakit yang selama ini bersemayam di dadaku. Gantilah dengan tawadhuk dan Ihlas menerima segala ketentuan MU.

 Harus nya sudahi saja menyimpan BARA dalam DADA...! Dan tidak perlu merasa iri dengan kebahagiaan orang,  meski itu musuh mu sekalipun. Setiap manusia membawa takdir nya masing masing. Kenapa masih juga kupertanyakan?? Tak perlu ada tanya, yang diperlukan adalah berusaha keras menerima segala bentuk kejadian yang sedang dihadapi dengan Legowo.   Roda akan selalu berputar, hari ini bahagia besok belum tentu, demikian sebaliknya, hari ini sedang bersedih, besok belum tentu. Tidak ada yang pasti dalam dunia ini. Yang pasti adalah bahwa kita akan kembali ke pangkuan Illahi, cepat atau lambat. Terimalah TAKDIR mu dengan rela , dan bahagia lah untuk yang sedang berbahagia.serta menangislah untuk yang sedang berduka. Agar bara di hatimu lenyap selamanya.

JANGAN SEDIH BILA MELIHAT ORANG BAHAGIA! DAN JANGAN BAHAGIA BILA MELIHAT ORANG BERDUKA. Karena itu adalah ciri orang yang hasad dengki dan iri. Naudzubillah. Jangan sampai aku termasuk golongan pendengki.
Cukuplah Allah bagiku, untuk orang yang membuat aku sedih, cukuplah Allah bagiku., untuk orang yang mendholimiku. manusia tidak boleh menghukum sesama manusia. karena balasan baik dan buruk adalah mutlak kuasa ALLAH SWT. Kepada Allah lah segala urusan dikembalikan.


Rabu, 14 Desember 2011

DETIK DETIK PELAKSANAAN OPERASI KISTA.

SEBUAH CATATAN UNTUK DIKENANG! 18 NOPEMBER 2010.

     Aku dan keluargaku, sudah memutuskan bahwa operasi tidak bisa ditunda lagi, bahkan aku ingin secepatnya, untuk menghindari resiko yang lebih buruk lagi. Sambil menunggu hari "H ", aku tetap sibuk mencari informasi sebanyak banyak nya, agar kalaupun toh tindakan yang diambil adalah termasuk mengangkat RAHIMKU, maka itu adalah benar benar tindakan yang sangat diperlukan dan tidak bisa dihindari lagi.
      Kegigihanku mencari informasi ternyata ada manfaatnya, dari suatu dialog antara dokter kandungan di Bandung dengan penderita KISTA seperti saya, ( maaf saya lupa nama dokternya, tapi masih ingat bahwa dokter kandungan nya adalah perempuan), disitu disebutkan, bahwa meskipun penderita telah ber usia 40 tahun keatas, tindakan pengangkatan RAHIM bisa dihindari, jika Operasi dilakukan di Rumah Sakit Besar yang punya peralatan medis yang lengkap. Ada suatu Alat untuk mendeteksi, apakah tumor nya jinak atau ganas. Kalau terindikasi jinak, maka rahim tidak diangkat. Bagai mendapat siraman air yang sejuk, dan tambahan semangat yang luar biasa, aku langsung menghubungi dokter Kandunganku, aku katakan, aku ingin operasi di Rumah Sakit yang peralatannya lengkap, ( Sebelumnya,aku sudah di daftar untuk operasi di kotaku, di RS Perusahaan tempat suamiku bekerja). Alhamdulillah, dokterku sangat kooperatif, aku dipindah di RS yang terbesar di JAWA TIMUR yang mempunyai peralatan medis yang lengkap. Namun ada satu masalah lagi, karena aku ingin pelaksanaan Operasi tidak mundur, maka aku mungkin mengalami kesulitan pesan kamar inap nya, tapi sekali lagi bersyukur kepada ALLAH SWT, karena masalah itu bisa diatasi, dan dokter kandungan ku sangat membantu dalam pencarian kamar rawat inapnya.

      Mulailah detik detik pelaksanaan operasiku kulalui. Dimulai dari persiapan keberangkatan ke Surabaya, aku siapkan semua yang diperlukan untuk opname bebrapa hari. Keperluan rumah selama kutinggalkan juga sudah aku siapkan. Anak anak sudah di rumah, kecuali yang bungsu, baru datang dari Bandung tanggal 17, menjelang keberangkatanku untuk operasi. Bgaimana perasaanku ketika MEMPERSIAPKAN operasi ini? Tentu tidak bisa aku gambarkan disini. Beberapa hari aku tidak bisa tidur nyenyak, perasaanku campur aduk, ada kekhawatiran, ketakutan dan kesedihan. Tentu yang paling aku takuti adalah jika operasinya gagal, atau ada faktor X sehingga aku tdk bisa sadar dari biusnya.  Namun semua perasan yang tidak enak itu kubuang, kuganti dengan memperbanyak dzikir, sholat tahajud, dan Hajat. aku benar benar pasrah. Kuserahkan semua kepada TUHAN, satu satunya tempat berlindungku, dan tempat aku memohon pertolongan. Bahkan aku juga sudah pasrah, kalau memang Rahimku juga ikut diangkat.

      Doa yang tak pernah putus kumohonkan kepada Nya " ya ROBB, 50 tahun sudah, hamba kau titipi tubuh dan juga rahim ini. Waktu yang cukup lama untuk sebuah pinajaman. Ya ROBB, kalau memang RAHIM ku harus diangkat, hamba rela ya ROBB,! jangankan hanya Rahim yang Kau minta, NYAWA pun bila KAU minta, hamba tidak bisa menolak. Namun ijinkan hamba HIDUP lebih lama lagi, untuk menuntaskan kewajiban hamba, terhadap amanah yang KAU titipkan, yaitu putra dan putri hamba. Ijinkan hamba Kau berikesempatan, untuk mengantarkan putra putri hamba memasuki hidup baru mereka, dan melihat cucu cucu saya. Kabulkan ya ROBB, doa hamba ini. ".

     Tanggal 17 Nopember 2010, semua sudah siap untuk berangkat. Aku, Suamiku, dan ke 3 anakku, sudah lengkap semua. Kondisiku sangat prima, jadi kami masih bisa santai menuju Rumah Sakit. Bahkan ketika tiba di rumah sakit, aku sendiri yang daftar, sehingga membuat tidak percaya petugas pendaftar, berkali kali mereka tanya, siapa yang sakit? Saya jawab Saya mbak ! Heheheeh mereka msh tidak percaya, bagaimana orang yang akan operasi masih kelihatan bugar dan sehat seperti ini? Akhirnya mereka tersenyum setelah saya jelaskan, dan kami bisa menyelesaikan urusan administrasi untuk masuk ke kamar inap. Baru sebnetar di kamar, aku kedatangan tamu, saudara saudaraku membesuk, jadi daya tidak istirahat, menemani mereka ngobrol. Siang hari, dokter penyakit dalam,datang dan mencari saya, eh dokternya kaget, mana yang sakit? dengan terheran heran dokter menjelaskan bahwa besok dia akan ikut mendampingi operasiku bersama dokter kandungan dan dokter Anadtesi. Untuk berjaga jaga, bila yang ada di perutku ini bukan kista. Tapi kalau memang betul seperti yang di CT SCAN maka dokter kandungan lah yang akan mengopradi sy. Dan kata beliau, tenang saja BU, melihat kondisi ibu, saya yakin tidak ada yang membahayakan. Ahhh terasa menambah semangat saya untuk segera operasi.

     Setelah itu berturut turut datang ke kamar, dokter kandungan, dokter anastesi dan para perawat. Pertama saya masih harus melaksanakan serangkaian tes dulu. Meski data yang saya bawa sudah lengkap, dokter tetap menginginkan saya diperiksa ulang. Setlah semua selesai, maka saya harus berbaring, karena sudah di infus, dan dipasang beberapa Alat di tubuh saya. Malam nya dokter anastesi datang, dan bicara dengan suamiku, klu ada kemungkinan tidak mengangkat rahim. beliau memasang Alat di tubuhku, yang katanya adalah tempat mengalirkan bius. Kalau rahim tidak diangkat, mungkin operasi hanya satu jam. Namun kalau diangkat, bisa sampai dua jam. Jadi kebutuhan bius sdh disiapkan.

      Kamis pagi, pukul 5 aku sudah siap siap, karena aku dapat giliran operasi yang pertama yaitu jam 7 pagi. Pukul 6 waktunya aku dimasukkan ke ruang operasi, semua sudah berkumpul, selain suami dan anak anak, ada juga adik adik ku..! Ternyata meski aku sudah siap, masih ada keraguan dan ketakutan di hatiku, bagaimana kalau gagal!? Bagaimana kalau ada masalah? Ketika dibawa ke kamar operasi, kutahan agar airmat tidak jatuh, aku tidak ingin anak anak ku menangis dan sedih. Jadi ketika sampai di depan pintu, dimana saat nya aku harus pisah dengan suami dana anak anak, satu Persatu menciumku, dan menggenggam tanganku. Kutahan sekuat tenaga agar aku tidak menangis, meskipun rasanya sudah mau ambrol bendungan airmataku. Kulihat anak anak sangat sedih, apalagi si bungsu, mungkin karena yang muda sendiri, jadi masih belum bisa menahan perasaannya. Tanganku digenggam, tidak dilepaskan sampai pintu mau ditutup oleh perawat. Saya melambaikan tangan, dan berharap semoga itu bukan pertemuan terakhir dengan orang orang terkasihku.

       Ketika pintu sudah ditutup, airmataku deras bercucuran, yang tadi sempat kutahan, sudah tidak bisa lagi...perawat seperti mengerti perasaanku, aku diberi waktu sebentar, dan dikasih tisu. Aku masuk ke ruangan yang sangat dingiiin, sampai aku menggigil,  menunggu sebentar untuk persiapan, lalu aku disuntik di punggungku, dalam sekejab aku sdh tertidur, tidak ingat apa apa lagi. Tahu tahu aku sudah sadar dan operasi sudah selesai. Wah...betapa aku sangat bersyukur, meski aku belum tahu bagaimana tentang penyakitku, minimal aku masih bisa hidup dan bertemu dengan suami dan anak anakku lagi. Perut sampai kaki masih terasa bengkak akibat bius yang belum hilang, sehingga aku tak merasakan apa apa. Aku dibawa ke ruang pemulihan, ditemani 2 perawat dan dokter anastesi. Sekilas saya lihat dokter Kandunganku melambaikan tangan nya, masih dengan baju operasinya. Aku tersenyum dan kaget juga, karena ternyata suami dan anak anak bisa menemaniku di ruang pemulihan, hanya harus bergantian. Tentu yang sangat membahagiakanku adalah berita bahwa RAHIM ku tidak diangkat, hanya satu indung telor, tempat kista berada yang dibuang. Dan yang sangat mengagetkanku, ketika suamiku memperlihatkan kistanya....wow..lebih besar dari bayi, berat nya kira kira sampai 4 kg. Benar benar fantastik, dan bikin aku hampir tak percaya. Bgmn kista sebesar itu ada diperutku?

      Proses pemulihanku tergolong cepat..hanya 2 hari setelah operasi, aku diperbolehkan pulang. Seminggu kemudian aku dapat kabar dari dokter kandungan bahwa tumor nya jinak, sehingga tidak memerlukan tindakan lanjutan. Berkali kali kuucapkan syukur kepada Allah SWT, atas pertolongan Nya dan kesempatan yang diberikan kepadaku untuk melanjutkan hidup. Sekarang sudah satu tahun lebih, dan meski aku tidak prima seperti sebelum operasi, namun tentu aku sangat bersyukur masih sehat, bagaimanapun operasi di usia yang sudah 50 tahun, tentu beda dengan yang masih muda.

      Semoga pengalaman yang saya tulis ini, bisa bermanfaat bagi kaum wanita yang mempunyai problem yang sama. Jangan menunda kalau sudah harus operasi. Tidak perlu khawatir, asal diperiksa dengan teliti, dan dilaksanakan di rumah sakit yang bagus serta dokter yang baik, Inssyalloh bisa berjalan dengan baik. Tentu ucapan terimakasih saya tujukan kepada TUHANKu yang telah memberi pertolongan, juga kepada semua tim dokter yang telah berbuat maksimal. Dan khususnya kepada keluargaku tercinta, suami dan anak anakku, yang tak putus mendoakan dan memberi semangat disaat aku lemah. Trimakasih Suami dan anak anakku, tanpa kalian aku tidak akan bisa melalui semua ini. Dengan CINTA dan KASIH SAYANG, apapun masalah yang kita hadapi, Insyaalloh akan bisa kita lalui.

Minggu, 11 Desember 2011

M U N A J A T

Kupakai baju harapan saat orang orang tertidur
Bangun dan kuadukan yang kualami pada MAULA
Kukatakan...." Hai Sandaranku dari setiap musibah
Pada SIAPA kubersandar untuk aduka duka?
Kuadukan kepada Mu, berbagai hal yang Kau ketahui
Aku tak sabar dan tabah untuk memikulnya
Telah kuulurkan tanganku dengan rendah hati dan harap
Pada Mu hai yang terbaik pada Nya...
Kuulurkan tangan, jangan Kau tolak ya TUHANKU....dengan kecewa.
Samudra kemurahan Mu, Puaskan siapapun yang datang.
( Abu Ishaq Al-Syirazi)


 Munajat Orang Sholeh

ILLAHI..Raja raja telah menutup pintu mereka, tetapi pintu Mu selalu terbuka bagi para peminta
ILLAHI..Bintang gemintang terbenam dan mata manusia terpejam, sementara Engkau Maha Hidup dan Maha Berdiri sendiri, yang tidak pernah mengantuk dan tidak pula tidur.
ILLAHI..Tikar tikar telah dihamparkan dan setiap pencinta sedang berduaan dengan kekasihnya, sementara
Engkau adalah kekasih orang orang yang bertahajud dan teman orang orang yang menyepi.

ILLAHI..Jika Engkau mengusirku dari pintu MU, ke pintu siapa aku harus datang? Jika Kau putuskan aku dari khidmat Mu , khidmat siapa lagi yang aku harapkan?
ILLAHI, Jika Engkau mengadzabku, sesungguhnya aku berhak mendapat adzab dan hukuman, namun jika Engkau memaafkanku...Engkau adalah pemilik Kemurahan dan Kemuliaan.

Wahai JUNJUNGAN ku , Para arif mempersembahkan keihlasan kepadaMU, Orang orang sholeh selamat atas anugrah Mu, dan orang orang LALAI kembali atas Rahmat Mu.

Wahai yang Maha PEMAAF, Cicipkan kepadaku Kenikmatan dan ampunan Mu, walaupun aku TAK PANTAS untuk itu, Engkaulah Zat yang pantas aku takuti. ENGAKULAH tempat yang pantas, untuk memohon AMPUNAN.

( Dari Buku" Mukjizat Sholat Malam" , karya Salamah Muhammad Abu Salam)