SEBUAH PENGAKUAN .
Entah mengapa, melihatmu dengan wajah berbinar dan berseri seri, membuat hatiku terluka. Mestinya aku turut gembira, mestinya senyum juga harus terurai dari bibirku, melihat kebahagiaan yang kau rasakan . Namun yang terjadi di hatiku tidaklah demikian....!
Aku merasa seperti pecundang yang kalah..seperti peserta lomba maraton, yang terengah digaris paling belakang. Sementara engkau dengan bangganya memperoleh piala dan tersenyum lebar dihadapanku.
DUHAI HATIKU...! Apa sebenarnya yang terjadi dengan engkau? Bukankah engkau adalah pemenangnya? Bukankah keinginanmu terpenuhi? Namun mengapa tak jua merasa tentram dan damai? Mungkin karena aku merasa ini tidak adil. Dia yang berusaha menghancurkan kebahagiaanku, malah bisa tersenyum dengan bangga dengan wajah yang berseri seri. Sementara aku, sejak
kehadirannya, sejak aku mengenal namanya, hatiku tidak pernah bisa utuh lagi. Tak
pernah bisa tersenyum dengan lepas lagi, yang ada hanya rasa sakit dan airmata yang kualirkan secara diam diam.
Aku mengaku KALAH dengan mu, karena meski aku yang jadi pemenangnya, namun aku tidak bisa
bahagia seperti bahagiamu saat ini. Kadang kupertanyakan dihadapan ROBB ku...apakah ini ADIL
Buatku? Namun segera aku Istighfar, Karena aku yakin seyakin yakin nya, bahwa ALLAH pasti memberikan kita yang terbaik. Dan segala kejadian dimuka bumi ini tidak akan terlepas dari Kuasa Nya. Bila aku mempertanyakan hal ini, maka aku seperti tidak mengakui bahwa takdir baik
dan buruk adalah semata dariNYA. Bila semua ini karena dosaku, maka AMPUNILAH ya ROBB, Namun bila ini adalah UJIAN buatku, maka sabarkanlah hatiku, dan kuatkan hatiku untuk menerima cobaan dari MU.
Buang jauh jauh segala rasa iri dan dengki, serta rasa sakit yang selama ini bersemayam di dadaku. Gantilah dengan tawadhuk dan Ihlas menerima segala ketentuan MU.
Harus nya sudahi saja menyimpan BARA dalam DADA...! Dan tidak perlu merasa iri dengan kebahagiaan orang, meski itu musuh mu sekalipun.
Setiap manusia membawa takdir nya masing masing. Kenapa masih juga kupertanyakan??
Tak perlu ada tanya, yang diperlukan adalah berusaha keras menerima segala bentuk kejadian yang sedang dihadapi dengan Legowo. Roda akan selalu berputar, hari ini bahagia besok belum tentu, demikian sebaliknya, hari ini sedang bersedih, besok belum tentu. Tidak ada yang pasti dalam dunia ini. Yang pasti adalah
bahwa kita akan kembali ke pangkuan Illahi, cepat atau lambat.
Terimalah TAKDIR mu dengan rela , dan bahagia lah untuk yang sedang berbahagia.serta menangislah untuk yang sedang berduka. Agar bara di hatimu lenyap selamanya.
JANGAN SEDIH BILA MELIHAT ORANG BAHAGIA! DAN JANGAN BAHAGIA BILA MELIHAT ORANG BERDUKA.
Karena itu adalah ciri orang yang hasad dengki dan iri. Naudzubillah. Jangan sampai aku termasuk golongan pendengki.
Cukuplah Allah bagiku, untuk orang yang membuat aku sedih, cukuplah Allah bagiku., untuk orang yang mendholimiku. manusia tidak boleh menghukum sesama manusia. karena balasan baik dan buruk adalah mutlak kuasa ALLAH SWT. Kepada Allah lah segala urusan dikembalikan.
Kamis, 29 Desember 2011
Rabu, 14 Desember 2011
DETIK DETIK PELAKSANAAN OPERASI KISTA.
SEBUAH CATATAN UNTUK DIKENANG! 18 NOPEMBER 2010.
Aku dan keluargaku, sudah memutuskan bahwa operasi tidak bisa ditunda lagi, bahkan aku ingin secepatnya, untuk menghindari resiko yang lebih buruk lagi. Sambil menunggu hari "H ", aku tetap sibuk mencari informasi sebanyak banyak nya, agar kalaupun toh tindakan yang diambil adalah termasuk mengangkat RAHIMKU, maka itu adalah benar benar tindakan yang sangat diperlukan dan tidak bisa dihindari lagi.
Kegigihanku mencari informasi ternyata ada manfaatnya, dari suatu dialog antara dokter kandungan di Bandung dengan penderita KISTA seperti saya, ( maaf saya lupa nama dokternya, tapi masih ingat bahwa dokter kandungan nya adalah perempuan), disitu disebutkan, bahwa meskipun penderita telah ber usia 40 tahun keatas, tindakan pengangkatan RAHIM bisa dihindari, jika Operasi dilakukan di Rumah Sakit Besar yang punya peralatan medis yang lengkap. Ada suatu Alat untuk mendeteksi, apakah tumor nya jinak atau ganas. Kalau terindikasi jinak, maka rahim tidak diangkat. Bagai mendapat siraman air yang sejuk, dan tambahan semangat yang luar biasa, aku langsung menghubungi dokter Kandunganku, aku katakan, aku ingin operasi di Rumah Sakit yang peralatannya lengkap, ( Sebelumnya,aku sudah di daftar untuk operasi di kotaku, di RS Perusahaan tempat suamiku bekerja). Alhamdulillah, dokterku sangat kooperatif, aku dipindah di RS yang terbesar di JAWA TIMUR yang mempunyai peralatan medis yang lengkap. Namun ada satu masalah lagi, karena aku ingin pelaksanaan Operasi tidak mundur, maka aku mungkin mengalami kesulitan pesan kamar inap nya, tapi sekali lagi bersyukur kepada ALLAH SWT, karena masalah itu bisa diatasi, dan dokter kandungan ku sangat membantu dalam pencarian kamar rawat inapnya.
Mulailah detik detik pelaksanaan operasiku kulalui. Dimulai dari persiapan keberangkatan ke Surabaya, aku siapkan semua yang diperlukan untuk opname bebrapa hari. Keperluan rumah selama kutinggalkan juga sudah aku siapkan. Anak anak sudah di rumah, kecuali yang bungsu, baru datang dari Bandung tanggal 17, menjelang keberangkatanku untuk operasi. Bgaimana perasaanku ketika MEMPERSIAPKAN operasi ini? Tentu tidak bisa aku gambarkan disini. Beberapa hari aku tidak bisa tidur nyenyak, perasaanku campur aduk, ada kekhawatiran, ketakutan dan kesedihan. Tentu yang paling aku takuti adalah jika operasinya gagal, atau ada faktor X sehingga aku tdk bisa sadar dari biusnya. Namun semua perasan yang tidak enak itu kubuang, kuganti dengan memperbanyak dzikir, sholat tahajud, dan Hajat. aku benar benar pasrah. Kuserahkan semua kepada TUHAN, satu satunya tempat berlindungku, dan tempat aku memohon pertolongan. Bahkan aku juga sudah pasrah, kalau memang Rahimku juga ikut diangkat.
Doa yang tak pernah putus kumohonkan kepada Nya " ya ROBB, 50 tahun sudah, hamba kau titipi tubuh dan juga rahim ini. Waktu yang cukup lama untuk sebuah pinajaman. Ya ROBB, kalau memang RAHIM ku harus diangkat, hamba rela ya ROBB,! jangankan hanya Rahim yang Kau minta, NYAWA pun bila KAU minta, hamba tidak bisa menolak. Namun ijinkan hamba HIDUP lebih lama lagi, untuk menuntaskan kewajiban hamba, terhadap amanah yang KAU titipkan, yaitu putra dan putri hamba. Ijinkan hamba Kau berikesempatan, untuk mengantarkan putra putri hamba memasuki hidup baru mereka, dan melihat cucu cucu saya. Kabulkan ya ROBB, doa hamba ini. ".
Tanggal 17 Nopember 2010, semua sudah siap untuk berangkat. Aku, Suamiku, dan ke 3 anakku, sudah lengkap semua. Kondisiku sangat prima, jadi kami masih bisa santai menuju Rumah Sakit. Bahkan ketika tiba di rumah sakit, aku sendiri yang daftar, sehingga membuat tidak percaya petugas pendaftar, berkali kali mereka tanya, siapa yang sakit? Saya jawab Saya mbak ! Heheheeh mereka msh tidak percaya, bagaimana orang yang akan operasi masih kelihatan bugar dan sehat seperti ini? Akhirnya mereka tersenyum setelah saya jelaskan, dan kami bisa menyelesaikan urusan administrasi untuk masuk ke kamar inap. Baru sebnetar di kamar, aku kedatangan tamu, saudara saudaraku membesuk, jadi daya tidak istirahat, menemani mereka ngobrol. Siang hari, dokter penyakit dalam,datang dan mencari saya, eh dokternya kaget, mana yang sakit? dengan terheran heran dokter menjelaskan bahwa besok dia akan ikut mendampingi operasiku bersama dokter kandungan dan dokter Anadtesi. Untuk berjaga jaga, bila yang ada di perutku ini bukan kista. Tapi kalau memang betul seperti yang di CT SCAN maka dokter kandungan lah yang akan mengopradi sy. Dan kata beliau, tenang saja BU, melihat kondisi ibu, saya yakin tidak ada yang membahayakan. Ahhh terasa menambah semangat saya untuk segera operasi.
Setelah itu berturut turut datang ke kamar, dokter kandungan, dokter anastesi dan para perawat. Pertama saya masih harus melaksanakan serangkaian tes dulu. Meski data yang saya bawa sudah lengkap, dokter tetap menginginkan saya diperiksa ulang. Setlah semua selesai, maka saya harus berbaring, karena sudah di infus, dan dipasang beberapa Alat di tubuh saya. Malam nya dokter anastesi datang, dan bicara dengan suamiku, klu ada kemungkinan tidak mengangkat rahim. beliau memasang Alat di tubuhku, yang katanya adalah tempat mengalirkan bius. Kalau rahim tidak diangkat, mungkin operasi hanya satu jam. Namun kalau diangkat, bisa sampai dua jam. Jadi kebutuhan bius sdh disiapkan.
Kamis pagi, pukul 5 aku sudah siap siap, karena aku dapat giliran operasi yang pertama yaitu jam 7 pagi. Pukul 6 waktunya aku dimasukkan ke ruang operasi, semua sudah berkumpul, selain suami dan anak anak, ada juga adik adik ku..! Ternyata meski aku sudah siap, masih ada keraguan dan ketakutan di hatiku, bagaimana kalau gagal!? Bagaimana kalau ada masalah? Ketika dibawa ke kamar operasi, kutahan agar airmat tidak jatuh, aku tidak ingin anak anak ku menangis dan sedih. Jadi ketika sampai di depan pintu, dimana saat nya aku harus pisah dengan suami dana anak anak, satu Persatu menciumku, dan menggenggam tanganku. Kutahan sekuat tenaga agar aku tidak menangis, meskipun rasanya sudah mau ambrol bendungan airmataku. Kulihat anak anak sangat sedih, apalagi si bungsu, mungkin karena yang muda sendiri, jadi masih belum bisa menahan perasaannya. Tanganku digenggam, tidak dilepaskan sampai pintu mau ditutup oleh perawat. Saya melambaikan tangan, dan berharap semoga itu bukan pertemuan terakhir dengan orang orang terkasihku.
Ketika pintu sudah ditutup, airmataku deras bercucuran, yang tadi sempat kutahan, sudah tidak bisa lagi...perawat seperti mengerti perasaanku, aku diberi waktu sebentar, dan dikasih tisu. Aku masuk ke ruangan yang sangat dingiiin, sampai aku menggigil, menunggu sebentar untuk persiapan, lalu aku disuntik di punggungku, dalam sekejab aku sdh tertidur, tidak ingat apa apa lagi. Tahu tahu aku sudah sadar dan operasi sudah selesai. Wah...betapa aku sangat bersyukur, meski aku belum tahu bagaimana tentang penyakitku, minimal aku masih bisa hidup dan bertemu dengan suami dan anak anakku lagi. Perut sampai kaki masih terasa bengkak akibat bius yang belum hilang, sehingga aku tak merasakan apa apa. Aku dibawa ke ruang pemulihan, ditemani 2 perawat dan dokter anastesi. Sekilas saya lihat dokter Kandunganku melambaikan tangan nya, masih dengan baju operasinya. Aku tersenyum dan kaget juga, karena ternyata suami dan anak anak bisa menemaniku di ruang pemulihan, hanya harus bergantian. Tentu yang sangat membahagiakanku adalah berita bahwa RAHIM ku tidak diangkat, hanya satu indung telor, tempat kista berada yang dibuang. Dan yang sangat mengagetkanku, ketika suamiku memperlihatkan kistanya....wow..lebih besar dari bayi, berat nya kira kira sampai 4 kg. Benar benar fantastik, dan bikin aku hampir tak percaya. Bgmn kista sebesar itu ada diperutku?
Proses pemulihanku tergolong cepat..hanya 2 hari setelah operasi, aku diperbolehkan pulang. Seminggu kemudian aku dapat kabar dari dokter kandungan bahwa tumor nya jinak, sehingga tidak memerlukan tindakan lanjutan. Berkali kali kuucapkan syukur kepada Allah SWT, atas pertolongan Nya dan kesempatan yang diberikan kepadaku untuk melanjutkan hidup. Sekarang sudah satu tahun lebih, dan meski aku tidak prima seperti sebelum operasi, namun tentu aku sangat bersyukur masih sehat, bagaimanapun operasi di usia yang sudah 50 tahun, tentu beda dengan yang masih muda.
Semoga pengalaman yang saya tulis ini, bisa bermanfaat bagi kaum wanita yang mempunyai problem yang sama. Jangan menunda kalau sudah harus operasi. Tidak perlu khawatir, asal diperiksa dengan teliti, dan dilaksanakan di rumah sakit yang bagus serta dokter yang baik, Inssyalloh bisa berjalan dengan baik. Tentu ucapan terimakasih saya tujukan kepada TUHANKu yang telah memberi pertolongan, juga kepada semua tim dokter yang telah berbuat maksimal. Dan khususnya kepada keluargaku tercinta, suami dan anak anakku, yang tak putus mendoakan dan memberi semangat disaat aku lemah. Trimakasih Suami dan anak anakku, tanpa kalian aku tidak akan bisa melalui semua ini. Dengan CINTA dan KASIH SAYANG, apapun masalah yang kita hadapi, Insyaalloh akan bisa kita lalui.
Aku dan keluargaku, sudah memutuskan bahwa operasi tidak bisa ditunda lagi, bahkan aku ingin secepatnya, untuk menghindari resiko yang lebih buruk lagi. Sambil menunggu hari "H ", aku tetap sibuk mencari informasi sebanyak banyak nya, agar kalaupun toh tindakan yang diambil adalah termasuk mengangkat RAHIMKU, maka itu adalah benar benar tindakan yang sangat diperlukan dan tidak bisa dihindari lagi.
Kegigihanku mencari informasi ternyata ada manfaatnya, dari suatu dialog antara dokter kandungan di Bandung dengan penderita KISTA seperti saya, ( maaf saya lupa nama dokternya, tapi masih ingat bahwa dokter kandungan nya adalah perempuan), disitu disebutkan, bahwa meskipun penderita telah ber usia 40 tahun keatas, tindakan pengangkatan RAHIM bisa dihindari, jika Operasi dilakukan di Rumah Sakit Besar yang punya peralatan medis yang lengkap. Ada suatu Alat untuk mendeteksi, apakah tumor nya jinak atau ganas. Kalau terindikasi jinak, maka rahim tidak diangkat. Bagai mendapat siraman air yang sejuk, dan tambahan semangat yang luar biasa, aku langsung menghubungi dokter Kandunganku, aku katakan, aku ingin operasi di Rumah Sakit yang peralatannya lengkap, ( Sebelumnya,aku sudah di daftar untuk operasi di kotaku, di RS Perusahaan tempat suamiku bekerja). Alhamdulillah, dokterku sangat kooperatif, aku dipindah di RS yang terbesar di JAWA TIMUR yang mempunyai peralatan medis yang lengkap. Namun ada satu masalah lagi, karena aku ingin pelaksanaan Operasi tidak mundur, maka aku mungkin mengalami kesulitan pesan kamar inap nya, tapi sekali lagi bersyukur kepada ALLAH SWT, karena masalah itu bisa diatasi, dan dokter kandungan ku sangat membantu dalam pencarian kamar rawat inapnya.
Mulailah detik detik pelaksanaan operasiku kulalui. Dimulai dari persiapan keberangkatan ke Surabaya, aku siapkan semua yang diperlukan untuk opname bebrapa hari. Keperluan rumah selama kutinggalkan juga sudah aku siapkan. Anak anak sudah di rumah, kecuali yang bungsu, baru datang dari Bandung tanggal 17, menjelang keberangkatanku untuk operasi. Bgaimana perasaanku ketika MEMPERSIAPKAN operasi ini? Tentu tidak bisa aku gambarkan disini. Beberapa hari aku tidak bisa tidur nyenyak, perasaanku campur aduk, ada kekhawatiran, ketakutan dan kesedihan. Tentu yang paling aku takuti adalah jika operasinya gagal, atau ada faktor X sehingga aku tdk bisa sadar dari biusnya. Namun semua perasan yang tidak enak itu kubuang, kuganti dengan memperbanyak dzikir, sholat tahajud, dan Hajat. aku benar benar pasrah. Kuserahkan semua kepada TUHAN, satu satunya tempat berlindungku, dan tempat aku memohon pertolongan. Bahkan aku juga sudah pasrah, kalau memang Rahimku juga ikut diangkat.
Doa yang tak pernah putus kumohonkan kepada Nya " ya ROBB, 50 tahun sudah, hamba kau titipi tubuh dan juga rahim ini. Waktu yang cukup lama untuk sebuah pinajaman. Ya ROBB, kalau memang RAHIM ku harus diangkat, hamba rela ya ROBB,! jangankan hanya Rahim yang Kau minta, NYAWA pun bila KAU minta, hamba tidak bisa menolak. Namun ijinkan hamba HIDUP lebih lama lagi, untuk menuntaskan kewajiban hamba, terhadap amanah yang KAU titipkan, yaitu putra dan putri hamba. Ijinkan hamba Kau berikesempatan, untuk mengantarkan putra putri hamba memasuki hidup baru mereka, dan melihat cucu cucu saya. Kabulkan ya ROBB, doa hamba ini. ".
Tanggal 17 Nopember 2010, semua sudah siap untuk berangkat. Aku, Suamiku, dan ke 3 anakku, sudah lengkap semua. Kondisiku sangat prima, jadi kami masih bisa santai menuju Rumah Sakit. Bahkan ketika tiba di rumah sakit, aku sendiri yang daftar, sehingga membuat tidak percaya petugas pendaftar, berkali kali mereka tanya, siapa yang sakit? Saya jawab Saya mbak ! Heheheeh mereka msh tidak percaya, bagaimana orang yang akan operasi masih kelihatan bugar dan sehat seperti ini? Akhirnya mereka tersenyum setelah saya jelaskan, dan kami bisa menyelesaikan urusan administrasi untuk masuk ke kamar inap. Baru sebnetar di kamar, aku kedatangan tamu, saudara saudaraku membesuk, jadi daya tidak istirahat, menemani mereka ngobrol. Siang hari, dokter penyakit dalam,datang dan mencari saya, eh dokternya kaget, mana yang sakit? dengan terheran heran dokter menjelaskan bahwa besok dia akan ikut mendampingi operasiku bersama dokter kandungan dan dokter Anadtesi. Untuk berjaga jaga, bila yang ada di perutku ini bukan kista. Tapi kalau memang betul seperti yang di CT SCAN maka dokter kandungan lah yang akan mengopradi sy. Dan kata beliau, tenang saja BU, melihat kondisi ibu, saya yakin tidak ada yang membahayakan. Ahhh terasa menambah semangat saya untuk segera operasi.
Setelah itu berturut turut datang ke kamar, dokter kandungan, dokter anastesi dan para perawat. Pertama saya masih harus melaksanakan serangkaian tes dulu. Meski data yang saya bawa sudah lengkap, dokter tetap menginginkan saya diperiksa ulang. Setlah semua selesai, maka saya harus berbaring, karena sudah di infus, dan dipasang beberapa Alat di tubuh saya. Malam nya dokter anastesi datang, dan bicara dengan suamiku, klu ada kemungkinan tidak mengangkat rahim. beliau memasang Alat di tubuhku, yang katanya adalah tempat mengalirkan bius. Kalau rahim tidak diangkat, mungkin operasi hanya satu jam. Namun kalau diangkat, bisa sampai dua jam. Jadi kebutuhan bius sdh disiapkan.
Kamis pagi, pukul 5 aku sudah siap siap, karena aku dapat giliran operasi yang pertama yaitu jam 7 pagi. Pukul 6 waktunya aku dimasukkan ke ruang operasi, semua sudah berkumpul, selain suami dan anak anak, ada juga adik adik ku..! Ternyata meski aku sudah siap, masih ada keraguan dan ketakutan di hatiku, bagaimana kalau gagal!? Bagaimana kalau ada masalah? Ketika dibawa ke kamar operasi, kutahan agar airmat tidak jatuh, aku tidak ingin anak anak ku menangis dan sedih. Jadi ketika sampai di depan pintu, dimana saat nya aku harus pisah dengan suami dana anak anak, satu Persatu menciumku, dan menggenggam tanganku. Kutahan sekuat tenaga agar aku tidak menangis, meskipun rasanya sudah mau ambrol bendungan airmataku. Kulihat anak anak sangat sedih, apalagi si bungsu, mungkin karena yang muda sendiri, jadi masih belum bisa menahan perasaannya. Tanganku digenggam, tidak dilepaskan sampai pintu mau ditutup oleh perawat. Saya melambaikan tangan, dan berharap semoga itu bukan pertemuan terakhir dengan orang orang terkasihku.
Ketika pintu sudah ditutup, airmataku deras bercucuran, yang tadi sempat kutahan, sudah tidak bisa lagi...perawat seperti mengerti perasaanku, aku diberi waktu sebentar, dan dikasih tisu. Aku masuk ke ruangan yang sangat dingiiin, sampai aku menggigil, menunggu sebentar untuk persiapan, lalu aku disuntik di punggungku, dalam sekejab aku sdh tertidur, tidak ingat apa apa lagi. Tahu tahu aku sudah sadar dan operasi sudah selesai. Wah...betapa aku sangat bersyukur, meski aku belum tahu bagaimana tentang penyakitku, minimal aku masih bisa hidup dan bertemu dengan suami dan anak anakku lagi. Perut sampai kaki masih terasa bengkak akibat bius yang belum hilang, sehingga aku tak merasakan apa apa. Aku dibawa ke ruang pemulihan, ditemani 2 perawat dan dokter anastesi. Sekilas saya lihat dokter Kandunganku melambaikan tangan nya, masih dengan baju operasinya. Aku tersenyum dan kaget juga, karena ternyata suami dan anak anak bisa menemaniku di ruang pemulihan, hanya harus bergantian. Tentu yang sangat membahagiakanku adalah berita bahwa RAHIM ku tidak diangkat, hanya satu indung telor, tempat kista berada yang dibuang. Dan yang sangat mengagetkanku, ketika suamiku memperlihatkan kistanya....wow..lebih besar dari bayi, berat nya kira kira sampai 4 kg. Benar benar fantastik, dan bikin aku hampir tak percaya. Bgmn kista sebesar itu ada diperutku?
Proses pemulihanku tergolong cepat..hanya 2 hari setelah operasi, aku diperbolehkan pulang. Seminggu kemudian aku dapat kabar dari dokter kandungan bahwa tumor nya jinak, sehingga tidak memerlukan tindakan lanjutan. Berkali kali kuucapkan syukur kepada Allah SWT, atas pertolongan Nya dan kesempatan yang diberikan kepadaku untuk melanjutkan hidup. Sekarang sudah satu tahun lebih, dan meski aku tidak prima seperti sebelum operasi, namun tentu aku sangat bersyukur masih sehat, bagaimanapun operasi di usia yang sudah 50 tahun, tentu beda dengan yang masih muda.
Semoga pengalaman yang saya tulis ini, bisa bermanfaat bagi kaum wanita yang mempunyai problem yang sama. Jangan menunda kalau sudah harus operasi. Tidak perlu khawatir, asal diperiksa dengan teliti, dan dilaksanakan di rumah sakit yang bagus serta dokter yang baik, Inssyalloh bisa berjalan dengan baik. Tentu ucapan terimakasih saya tujukan kepada TUHANKu yang telah memberi pertolongan, juga kepada semua tim dokter yang telah berbuat maksimal. Dan khususnya kepada keluargaku tercinta, suami dan anak anakku, yang tak putus mendoakan dan memberi semangat disaat aku lemah. Trimakasih Suami dan anak anakku, tanpa kalian aku tidak akan bisa melalui semua ini. Dengan CINTA dan KASIH SAYANG, apapun masalah yang kita hadapi, Insyaalloh akan bisa kita lalui.
Minggu, 11 Desember 2011
M U N A J A T
Kupakai baju harapan saat orang orang tertidur
Bangun dan kuadukan yang kualami pada MAULA
Kukatakan...." Hai Sandaranku dari setiap musibah
Pada SIAPA kubersandar untuk aduka duka?
Kuadukan kepada Mu, berbagai hal yang Kau ketahui
Aku tak sabar dan tabah untuk memikulnya
Telah kuulurkan tanganku dengan rendah hati dan harap
Pada Mu hai yang terbaik pada Nya...
Kuulurkan tangan, jangan Kau tolak ya TUHANKU....dengan kecewa.
Samudra kemurahan Mu, Puaskan siapapun yang datang.
( Abu Ishaq Al-Syirazi)
Munajat Orang Sholeh
ILLAHI..Raja raja telah menutup pintu mereka, tetapi pintu Mu selalu terbuka bagi para peminta
ILLAHI..Bintang gemintang terbenam dan mata manusia terpejam, sementara Engkau Maha Hidup dan Maha Berdiri sendiri, yang tidak pernah mengantuk dan tidak pula tidur.
ILLAHI..Tikar tikar telah dihamparkan dan setiap pencinta sedang berduaan dengan kekasihnya, sementara
Engkau adalah kekasih orang orang yang bertahajud dan teman orang orang yang menyepi.
ILLAHI..Jika Engkau mengusirku dari pintu MU, ke pintu siapa aku harus datang? Jika Kau putuskan aku dari khidmat Mu , khidmat siapa lagi yang aku harapkan?
ILLAHI, Jika Engkau mengadzabku, sesungguhnya aku berhak mendapat adzab dan hukuman, namun jika Engkau memaafkanku...Engkau adalah pemilik Kemurahan dan Kemuliaan.
Wahai JUNJUNGAN ku , Para arif mempersembahkan keihlasan kepadaMU, Orang orang sholeh selamat atas anugrah Mu, dan orang orang LALAI kembali atas Rahmat Mu.
Wahai yang Maha PEMAAF, Cicipkan kepadaku Kenikmatan dan ampunan Mu, walaupun aku TAK PANTAS untuk itu, Engkaulah Zat yang pantas aku takuti. ENGAKULAH tempat yang pantas, untuk memohon AMPUNAN.
( Dari Buku" Mukjizat Sholat Malam" , karya Salamah Muhammad Abu Salam)
Bangun dan kuadukan yang kualami pada MAULA
Kukatakan...." Hai Sandaranku dari setiap musibah
Pada SIAPA kubersandar untuk aduka duka?
Kuadukan kepada Mu, berbagai hal yang Kau ketahui
Aku tak sabar dan tabah untuk memikulnya
Telah kuulurkan tanganku dengan rendah hati dan harap
Pada Mu hai yang terbaik pada Nya...
Kuulurkan tangan, jangan Kau tolak ya TUHANKU....dengan kecewa.
Samudra kemurahan Mu, Puaskan siapapun yang datang.
( Abu Ishaq Al-Syirazi)
Munajat Orang Sholeh
ILLAHI..Raja raja telah menutup pintu mereka, tetapi pintu Mu selalu terbuka bagi para peminta
ILLAHI..Bintang gemintang terbenam dan mata manusia terpejam, sementara Engkau Maha Hidup dan Maha Berdiri sendiri, yang tidak pernah mengantuk dan tidak pula tidur.
ILLAHI..Tikar tikar telah dihamparkan dan setiap pencinta sedang berduaan dengan kekasihnya, sementara
Engkau adalah kekasih orang orang yang bertahajud dan teman orang orang yang menyepi.
ILLAHI..Jika Engkau mengusirku dari pintu MU, ke pintu siapa aku harus datang? Jika Kau putuskan aku dari khidmat Mu , khidmat siapa lagi yang aku harapkan?
ILLAHI, Jika Engkau mengadzabku, sesungguhnya aku berhak mendapat adzab dan hukuman, namun jika Engkau memaafkanku...Engkau adalah pemilik Kemurahan dan Kemuliaan.
Wahai JUNJUNGAN ku , Para arif mempersembahkan keihlasan kepadaMU, Orang orang sholeh selamat atas anugrah Mu, dan orang orang LALAI kembali atas Rahmat Mu.
Wahai yang Maha PEMAAF, Cicipkan kepadaku Kenikmatan dan ampunan Mu, walaupun aku TAK PANTAS untuk itu, Engkaulah Zat yang pantas aku takuti. ENGAKULAH tempat yang pantas, untuk memohon AMPUNAN.
( Dari Buku" Mukjizat Sholat Malam" , karya Salamah Muhammad Abu Salam)
Sabtu, 10 Desember 2011
OPERASI KISTA, DENGAN VONIS PENGANGKATAN RAHIM.
SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI.
Memasuki usia 49, saya sudah mengalami gangguan Menstruasi. Sebetulnya agak was was juga, tapi banyak yang bilang itu biasa dialami wanita seusia saya.
Awal tahun 2009, saya melakukan MEDICAL CHECK UP. dan Dokter yang memeriksa saya menemukan sedikit ketidak wajaran, yaitu perut bagian bawah saya agak mengeras. Meski saya tidak merasakan keluhan apa apa, saya merasa takut juga..sehingga saya minta dirujuk ke Dr kandungan untuk di USG. Hasil USG perut saya bersih tdk ada Kista maupun Miom yang bersarang di rahimku.
Tentu sangat melegakan bagi saya dan keluarga saya, terutama Suami dan anak anak saya, karena saya bebas penyakit yang banyak bersarang di rahim wanita tersebut.
10 bulan setelah itu, saya periksa ke dokter lagi, dan ditemukan lagi kekerasan di perut saya yang tidak wajar. Saya lalu di rujuk ke Dokter Radiologi dan di foto berkali kali, dan hasilnya DIDUGA ada kista dibawah perut saya dekat kandung kemih.
Dokter masih ragu, apakah itu kista atau kencing yang belum bisa keluar. Krn dalam foto itu hampir sama. Saya disarankan ke dokter kandungan untuk di USG lagi dan kalau perlu di kateter untuk menghabiskan semua sisa urin yg ada, supaya jelas penyakitnya.
Dengan hati yang tidak karuan ( karena jujur saya sangat takut dengan dokter, obat atau jarum suntik, apalagi klu harus operasi..), saya berangkat ke dokter kandungan lagi untuk USG, ditemani seorang teman baik, saya gemetaran menunggu hasil USG nya. Namun hasil nya dokter
kandungan juga masih ragu kalau itu kista.
Saya disuruh menunggu 2 Minggu, kalau setelah 2 Minggu gambar nya masih begitu, berarti saya memang ada kista dan harus operasi, karena ukuran nya sudah antara 8 sampai 10 cm.
Dua Minggu sudah berlalu, dan waktunya saya periksa ke dokter kandungan. Hasil USG tetap ada gambar hitam di perut saya. Akhirnya dokter memastikan itu kista. Namun ketika saya tanya, apakah dokter sudah yakin kalau itu kista? Dokternya terdiam sejenak, lalu berkata " untuk
menghilangkan keraguan, maka nanti sebelum di oprasi, ibu saya kateter lagi dan di USG lagi"
Tentu jawaban ini tdk memuaskan saya. Tapi karena saya panik, dan sedih luar biasa serta
sangat terkejut, maka tanpa pikir panjang, bahkan tanpa diskusi dengan suami dan anak anak
saya, saya menandatangi persetujuan oprasi. Dan dijadwalkan 2 Minggu lagi, yaitu sekitar awal
bulan Desember 2009.
Dengan berurai airmata, saya pulang ke rumah. Dimana anak saya dan suami saya sudah menunggu. saya tidak bisa banyak bicara, hanya bilang kalau dua Minggu lagi aku operasi kista.
Tentu mereka sangat terkejut...dan memprotes, kenapa untuk urusan yang begitu besar saya tidak berdiskusi dulu dengan keluarga? Anak saya juga menambahkan, apa sudah tidak ada jalan lain Kan belum mencoba jalan lain...! Siapa tahu itu bukan kista, karena dokternya kan juga belum yakin
Singkat cerita, saya membatalkan operasi tersebut, dan beralih mencari alternatif lain, yaitu akupuntur, pijat refleksi, dan minum berbagai jamu yang sangat pahit untuk menghilangkan kista.
Usaha yang sangat keras, dan disertai doa yang tak pernah putus dari seluruh keluarga, ternyata tidak mampu menghindarkan saya dari meja operasi.
Setelah waktu berjalan hampir 8 bulan, perut saya makin keras, dan ada rasa mual. Semula saya kira maag saya kambuh, tapi setelah minum obat kok tidak hilang juga jualnya.
Saya lalu periksa ke dokter, dan disimpulkan mungkin karena kista saya sudah besar dan menekan hati saya, sehingga saya merasa mual.
Saya mencari dokter kenalan saya yang lain, kebetulan pemimpin sebuah RS Pemerintah. Dan beliau adalah spesialis Dalam. Saya diperiksa dan beliau menyimpulkan ada tumor namun tidak ganas kalau dilihat dari ciri cirinya. Beliau menyarankan segera di CT SCAN, untuk memastikan
penyakitnya.
Hasil CT SCAN menunjukkan bahwa ada KISTA yang cukup besar berukuran 233x101x210. Yang dalam istilah kedokteran disebut TERATOMA OMENTAL Cyst. ( Tumor di Indung Telor).
Setengah tidak percaya, saya menerima hasil CT SCAN saya, dan tentu hati saya seperti di hantam palu. Bagaimana tidak? Dengan ukuran begitu besar, Bgm saya masih bisa beraktifitas normal dan tidak mengeluh sakit sama sekali, kecuali mual dan perut keras.?
Akhir nya saya kembali ke dokter kandungan saya, karena kebetulan beliau adalah dokter kandungan dengan spesialis indung telor.
Dengan menahan malu, saya kembali periksa ke dokter kandungan, dan beliau mengatakan HARUS DIOPERASI secepatnya. Tentu saya setuju, karena kedatangan saya memang untuk menjadwalkan oprasi, tapi yang sangat tidak saya perhitungkan adalah VONIS dokter, bahwa sesuai dengan SOP kedokteran, karena usia saya yang sudah diatas 40 tahun, maka RAHIM HARUS JUGA DIANGKAT?
Rasanya ada petir yang sangat keras menimpa saya. Saya seperti tersengat aliran listrik yang sangat kuat, tangan saya dingiiin...keringat bercucuran, meski saya sudah tidak menginginkan anak lagi, namun saya tidak bisa membayangkan hidup tanpa RAHIM. Dan mitos yang berkembang selama ini tentang bagaimana wanita yang tidak punya rahim lagi, membuat aku sedih luar biasa.
Dengan mulut gemetar, saya minta ijin ke dokter untuk menelpon suami saya, agar tahu penjelasan langsung dari dokter. Suamiku akhirnya datang...menghadap dokter, dan aku tak berani memandang nya, takut airmata akan bercucuran, dan saya tdk bisa bicara dengan baik.
Selama dokter menjelaskan ke suami saya, pikiran saya berkelana kemana mana, saya sudah merasa seperti perempuan cacat, dan jujur saat itu aku begitu minder melihat suami saya....! Aku lihat suamiku sangat sedih ..dia menggenggam tangan saya, dan saya Alhamdulillah masih bisa tersenyum, dan membuat keputusan untuk oprasi tanggal 18 Nopember 2010.
Sesampai di rumah, saya berpelukan denga suami saya, tanpa ada kata kata, Hanya isakan kecil yang menandakan aku sangat bersedih dan menangis.
Saya sangat terpukul, dan selama 3 hari mengurung diri dilamar, dan tidak mau berkomunikasi denga orang luar, kecuali anak anak dan suami.
Untunglah saya tidak terus terpuruk, saya bangkit dan berusaha mencari info tentang penyakit ini.saya Telpon semua teman yang pernah oprasi pengangkatan Rahim. Saya diskusi dengan semua dokter yang saya kenal baik. Dan saya mencari informasi di Internet, tentang kasus seperti saya, dan pengalaman orang yang sudah diangkat rahimnya.
Ternyata usaha saya tidak sia sia...! Aku dapat manfaat dari kegigihanku mencari second opinion. APAKAH ITU?
~~~~~BERSAMBUNG ~~~~~ di DETIK DETIK MENJALANI OPRASI.
Memasuki usia 49, saya sudah mengalami gangguan Menstruasi. Sebetulnya agak was was juga, tapi banyak yang bilang itu biasa dialami wanita seusia saya.
Awal tahun 2009, saya melakukan MEDICAL CHECK UP. dan Dokter yang memeriksa saya menemukan sedikit ketidak wajaran, yaitu perut bagian bawah saya agak mengeras. Meski saya tidak merasakan keluhan apa apa, saya merasa takut juga..sehingga saya minta dirujuk ke Dr kandungan untuk di USG. Hasil USG perut saya bersih tdk ada Kista maupun Miom yang bersarang di rahimku.
Tentu sangat melegakan bagi saya dan keluarga saya, terutama Suami dan anak anak saya, karena saya bebas penyakit yang banyak bersarang di rahim wanita tersebut.
10 bulan setelah itu, saya periksa ke dokter lagi, dan ditemukan lagi kekerasan di perut saya yang tidak wajar. Saya lalu di rujuk ke Dokter Radiologi dan di foto berkali kali, dan hasilnya DIDUGA ada kista dibawah perut saya dekat kandung kemih.
Dokter masih ragu, apakah itu kista atau kencing yang belum bisa keluar. Krn dalam foto itu hampir sama. Saya disarankan ke dokter kandungan untuk di USG lagi dan kalau perlu di kateter untuk menghabiskan semua sisa urin yg ada, supaya jelas penyakitnya.
Dengan hati yang tidak karuan ( karena jujur saya sangat takut dengan dokter, obat atau jarum suntik, apalagi klu harus operasi..), saya berangkat ke dokter kandungan lagi untuk USG, ditemani seorang teman baik, saya gemetaran menunggu hasil USG nya. Namun hasil nya dokter
kandungan juga masih ragu kalau itu kista.
Saya disuruh menunggu 2 Minggu, kalau setelah 2 Minggu gambar nya masih begitu, berarti saya memang ada kista dan harus operasi, karena ukuran nya sudah antara 8 sampai 10 cm.
Dua Minggu sudah berlalu, dan waktunya saya periksa ke dokter kandungan. Hasil USG tetap ada gambar hitam di perut saya. Akhirnya dokter memastikan itu kista. Namun ketika saya tanya, apakah dokter sudah yakin kalau itu kista? Dokternya terdiam sejenak, lalu berkata " untuk
menghilangkan keraguan, maka nanti sebelum di oprasi, ibu saya kateter lagi dan di USG lagi"
Tentu jawaban ini tdk memuaskan saya. Tapi karena saya panik, dan sedih luar biasa serta
sangat terkejut, maka tanpa pikir panjang, bahkan tanpa diskusi dengan suami dan anak anak
saya, saya menandatangi persetujuan oprasi. Dan dijadwalkan 2 Minggu lagi, yaitu sekitar awal
bulan Desember 2009.
Dengan berurai airmata, saya pulang ke rumah. Dimana anak saya dan suami saya sudah menunggu. saya tidak bisa banyak bicara, hanya bilang kalau dua Minggu lagi aku operasi kista.
Tentu mereka sangat terkejut...dan memprotes, kenapa untuk urusan yang begitu besar saya tidak berdiskusi dulu dengan keluarga? Anak saya juga menambahkan, apa sudah tidak ada jalan lain Kan belum mencoba jalan lain...! Siapa tahu itu bukan kista, karena dokternya kan juga belum yakin
Singkat cerita, saya membatalkan operasi tersebut, dan beralih mencari alternatif lain, yaitu akupuntur, pijat refleksi, dan minum berbagai jamu yang sangat pahit untuk menghilangkan kista.
Usaha yang sangat keras, dan disertai doa yang tak pernah putus dari seluruh keluarga, ternyata tidak mampu menghindarkan saya dari meja operasi.
Setelah waktu berjalan hampir 8 bulan, perut saya makin keras, dan ada rasa mual. Semula saya kira maag saya kambuh, tapi setelah minum obat kok tidak hilang juga jualnya.
Saya lalu periksa ke dokter, dan disimpulkan mungkin karena kista saya sudah besar dan menekan hati saya, sehingga saya merasa mual.
Saya mencari dokter kenalan saya yang lain, kebetulan pemimpin sebuah RS Pemerintah. Dan beliau adalah spesialis Dalam. Saya diperiksa dan beliau menyimpulkan ada tumor namun tidak ganas kalau dilihat dari ciri cirinya. Beliau menyarankan segera di CT SCAN, untuk memastikan
penyakitnya.
Hasil CT SCAN menunjukkan bahwa ada KISTA yang cukup besar berukuran 233x101x210. Yang dalam istilah kedokteran disebut TERATOMA OMENTAL Cyst. ( Tumor di Indung Telor).
Setengah tidak percaya, saya menerima hasil CT SCAN saya, dan tentu hati saya seperti di hantam palu. Bagaimana tidak? Dengan ukuran begitu besar, Bgm saya masih bisa beraktifitas normal dan tidak mengeluh sakit sama sekali, kecuali mual dan perut keras.?
Akhir nya saya kembali ke dokter kandungan saya, karena kebetulan beliau adalah dokter kandungan dengan spesialis indung telor.
Dengan menahan malu, saya kembali periksa ke dokter kandungan, dan beliau mengatakan HARUS DIOPERASI secepatnya. Tentu saya setuju, karena kedatangan saya memang untuk menjadwalkan oprasi, tapi yang sangat tidak saya perhitungkan adalah VONIS dokter, bahwa sesuai dengan SOP kedokteran, karena usia saya yang sudah diatas 40 tahun, maka RAHIM HARUS JUGA DIANGKAT?
Rasanya ada petir yang sangat keras menimpa saya. Saya seperti tersengat aliran listrik yang sangat kuat, tangan saya dingiiin...keringat bercucuran, meski saya sudah tidak menginginkan anak lagi, namun saya tidak bisa membayangkan hidup tanpa RAHIM. Dan mitos yang berkembang selama ini tentang bagaimana wanita yang tidak punya rahim lagi, membuat aku sedih luar biasa.
Dengan mulut gemetar, saya minta ijin ke dokter untuk menelpon suami saya, agar tahu penjelasan langsung dari dokter. Suamiku akhirnya datang...menghadap dokter, dan aku tak berani memandang nya, takut airmata akan bercucuran, dan saya tdk bisa bicara dengan baik.
Selama dokter menjelaskan ke suami saya, pikiran saya berkelana kemana mana, saya sudah merasa seperti perempuan cacat, dan jujur saat itu aku begitu minder melihat suami saya....! Aku lihat suamiku sangat sedih ..dia menggenggam tangan saya, dan saya Alhamdulillah masih bisa tersenyum, dan membuat keputusan untuk oprasi tanggal 18 Nopember 2010.
Sesampai di rumah, saya berpelukan denga suami saya, tanpa ada kata kata, Hanya isakan kecil yang menandakan aku sangat bersedih dan menangis.
Saya sangat terpukul, dan selama 3 hari mengurung diri dilamar, dan tidak mau berkomunikasi denga orang luar, kecuali anak anak dan suami.
Untunglah saya tidak terus terpuruk, saya bangkit dan berusaha mencari info tentang penyakit ini.saya Telpon semua teman yang pernah oprasi pengangkatan Rahim. Saya diskusi dengan semua dokter yang saya kenal baik. Dan saya mencari informasi di Internet, tentang kasus seperti saya, dan pengalaman orang yang sudah diangkat rahimnya.
Ternyata usaha saya tidak sia sia...! Aku dapat manfaat dari kegigihanku mencari second opinion. APAKAH ITU?
~~~~~BERSAMBUNG ~~~~~ di DETIK DETIK MENJALANI OPRASI.
CARA TERBAIK MENYIKAPI NIKMAT ALLAH.
Kita sering beranggapan bahwa segala nikmat Allah adalah Anugrah , dan segala penderitaan yg kita hadapi adalah ujian dan cobaan dari Allah SWT. Sehingga ketika kita diberi rasa sakit atau penderitaan lain nya, biasanya kita berupaya mendekatkan diri kepada Nya, dengan lebih semangat beribadah, lebih sering mohon ampun, dan lebih sering bertafakur mencari kesalahan dan kekurangan diri.
Namun tidak banyak yang menyadari, bahwa segala nikmat dan anugrah Allah itu sesungghnya juga ujian Nya. Mampukah kita menggunakan dan mensyukuri segala nikmat Allah dengan bijak dan penuh tanggung jawab? Mampukan nikmat Allah itu, mengantarkan kita lebih mendekat kepadanya?
Sayang nya banyak yang TERLENA ketika anugrah dan nikmat Allah itu diterima. Banyak diantara kita yang malah lebih jauh dari Tuhan nya, ketika dia dilimpahi nikmat berupa harta, jabatan atau anugrah yang lainnya. Mengapa demikian? karena kita mengira bahwa anugrah dan nikmat Allah itu bukan Ujian, tapi semata karena berkah, dan karena kita merasa menjadi orang baik dan disayang Tuhan. Hal ini bisa menyebabkan kita lalai dan bisa membuat kita jauh dari Tuhan.
Kalau kita sudah memahami bahwa SEDIH dan BAHAGIA adalah sama sama UJIAN ALLAH, maka janganlah menganggap remeh kepada orang yang sedang diuji Alloh dengan derita. Baik berbentuk Sakit, Kemiskinan atau kegagalan. Karena siapa tahu orang yang diuji dengan sakit, miskin dan gagal itu, bisa menghadapi ujian dengan baik. Yaitu dengan bersabar dan IHLAS, menerima semua ujian Allah. Sehingga derajad dia disisi Allah lebih tinggi dari kita. Sebaliknya, jangan bersikap kagum berlebihan kepada orang yang sedang dianugrahi Allah dg kebahagiaan. Baik berupa pangkat, harta atau kesuksesan lainnya. Karena bila tidak pandai menghadapi ujian kenikmatan dari Allah, nikmat itu malah bisa menjerumuskan. Tentu banyak juga yang bisa menghadapi ujian kenikmatan ini dengan baik, namun tulisan ini hanya membantu mengingatkan, utamanya kepada diri sendiri, bahwa jangan sampai LENGAH kalau sedang diuji dengan kebahagiaan, kesuksesan dan harta yang melimpah.
Bagaimanakah Seharusnya sikap kita, ketika sedang diuji dengan nikmat dan Anugrah Allah?
PERTAMA. tentu dengan BERSYUKUR. ada 3 cara dalam mengungkapkan rasa syukur kita kepada Nya a) Bersyukur dengan lesan ( perkataan), dengan selalu memuji Tuhan
b) Bersyukur dengan Perbuatan, yaitu dengan menggunakan nikmat Allah di jalan Nya.
c) Bersyukur dengan Hati. dengan meyakini bahwa semua nikmat itu dari Allah.
KEDUA. MENATA HATI, ini penting, karena anugrah yang luar biasa, kadang menjadikan kita bangga, dan takabur. Untuk menghindarinya, maka tanamkan dalam hati bahwa tidak ada kebahagiaan yang abadi. Sebaliknya, tidak ada kesedihan yang terus menerus, Selalu ada perputaran di dalam hidup ini. Hari ini bahagia besok belum tentu. Jadi,akan lebih baik kalau kita MEMPERSIAPKAN hati kita, supaya bila sewaktu waktu kebahagiaan itu berubah menjadi kesedihan, kita sudah siap.
KETIGA. Jangan BERLEBIHAN dalam mengungkapkan rasa Syukur...terutama yang diperlihatkan kepada orang lain. kalau dengan sembunyi sembunyi , akan lebih baik, bersyukur dengan amal yang banyak. Karena kalau kita mengadakan syukuran dengan mengundang banyak orang, bagaimanapun ada terselip dalam hati kita rasa bangga dan ingin dipuji. Meskipun pada awalnya kita Ihlas dan benar benar bersyukur karena Allah, namun amat sulit menjaga hati kita tetap ihlas bila banyak orang yang memnuji kesuksesan kita.
KEEMPAT. Perbanyak Ibadah dan mendekatkan diri pada Allah, sebagai bentuk rasa syukur karena telah dikaruniai kebahagiaan. jangan lupa untuk senantiasa berdoa, semoga kita termasuk hamba Nya yang berhasil ketika diuji dengan kenikmatan.
Amiin YA Robbal Alamin.
Sayang nya banyak yang TERLENA ketika anugrah dan nikmat Allah itu diterima. Banyak diantara kita yang malah lebih jauh dari Tuhan nya, ketika dia dilimpahi nikmat berupa harta, jabatan atau anugrah yang lainnya. Mengapa demikian? karena kita mengira bahwa anugrah dan nikmat Allah itu bukan Ujian, tapi semata karena berkah, dan karena kita merasa menjadi orang baik dan disayang Tuhan. Hal ini bisa menyebabkan kita lalai dan bisa membuat kita jauh dari Tuhan.
Kalau kita sudah memahami bahwa SEDIH dan BAHAGIA adalah sama sama UJIAN ALLAH, maka janganlah menganggap remeh kepada orang yang sedang diuji Alloh dengan derita. Baik berbentuk Sakit, Kemiskinan atau kegagalan. Karena siapa tahu orang yang diuji dengan sakit, miskin dan gagal itu, bisa menghadapi ujian dengan baik. Yaitu dengan bersabar dan IHLAS, menerima semua ujian Allah. Sehingga derajad dia disisi Allah lebih tinggi dari kita. Sebaliknya, jangan bersikap kagum berlebihan kepada orang yang sedang dianugrahi Allah dg kebahagiaan. Baik berupa pangkat, harta atau kesuksesan lainnya. Karena bila tidak pandai menghadapi ujian kenikmatan dari Allah, nikmat itu malah bisa menjerumuskan. Tentu banyak juga yang bisa menghadapi ujian kenikmatan ini dengan baik, namun tulisan ini hanya membantu mengingatkan, utamanya kepada diri sendiri, bahwa jangan sampai LENGAH kalau sedang diuji dengan kebahagiaan, kesuksesan dan harta yang melimpah.
Bagaimanakah Seharusnya sikap kita, ketika sedang diuji dengan nikmat dan Anugrah Allah?
PERTAMA. tentu dengan BERSYUKUR. ada 3 cara dalam mengungkapkan rasa syukur kita kepada Nya a) Bersyukur dengan lesan ( perkataan), dengan selalu memuji Tuhan
b) Bersyukur dengan Perbuatan, yaitu dengan menggunakan nikmat Allah di jalan Nya.
c) Bersyukur dengan Hati. dengan meyakini bahwa semua nikmat itu dari Allah.
KEDUA. MENATA HATI, ini penting, karena anugrah yang luar biasa, kadang menjadikan kita bangga, dan takabur. Untuk menghindarinya, maka tanamkan dalam hati bahwa tidak ada kebahagiaan yang abadi. Sebaliknya, tidak ada kesedihan yang terus menerus, Selalu ada perputaran di dalam hidup ini. Hari ini bahagia besok belum tentu. Jadi,akan lebih baik kalau kita MEMPERSIAPKAN hati kita, supaya bila sewaktu waktu kebahagiaan itu berubah menjadi kesedihan, kita sudah siap.
KETIGA. Jangan BERLEBIHAN dalam mengungkapkan rasa Syukur...terutama yang diperlihatkan kepada orang lain. kalau dengan sembunyi sembunyi , akan lebih baik, bersyukur dengan amal yang banyak. Karena kalau kita mengadakan syukuran dengan mengundang banyak orang, bagaimanapun ada terselip dalam hati kita rasa bangga dan ingin dipuji. Meskipun pada awalnya kita Ihlas dan benar benar bersyukur karena Allah, namun amat sulit menjaga hati kita tetap ihlas bila banyak orang yang memnuji kesuksesan kita.
KEEMPAT. Perbanyak Ibadah dan mendekatkan diri pada Allah, sebagai bentuk rasa syukur karena telah dikaruniai kebahagiaan. jangan lupa untuk senantiasa berdoa, semoga kita termasuk hamba Nya yang berhasil ketika diuji dengan kenikmatan.
Amiin YA Robbal Alamin.
Langganan:
Postingan (Atom)