Wow....meskipun udara hari ini sedikit mendung, tapi tidak demikian yang kurasakan...!
GERAH dan PANAS rasanya seluruh tubuhku. Diruangan yang seharusnya sejuk, aku merasa seperti cacing kepanasan...hehehehh( emang binatang). bagaimana tidak? Dihadapanku berdiri atasanku dengan wajah seperti habis di KO lawan. Mondar mandir dengan wajah ditekuk...berbicara terus tanpa henti, membuat aku dan semua peserta rapat hari ini ikut tegang, saling berbisik dan bertanya tanya, apa gerangan yang terjadi?
Mengelola sebuah Lembaga Pendidikan saat ini tidaklah MUDAH. Banyak sekali peryaratan yang harus dipenuhi untuk peningkatan mutu pendidikan. Tapi kalau saya amati, banyak Lembaga Pendidikan yang TIDAK SIAP untuk mengikuti peraturan Pemerintah, tentang peningkatan mutu ini. Baik dalam hal SDM, Sarana Prasarana, Manajemen, maupun in put dan out put nya.
Program Pendidikan di jenjang apapun, mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, rasanya banyak yang belum siap kalau disuruh kerja keras, meningkatakn kreativitas, dan kemampuan diri, serta menyiapkan lingkungan yg memadai untuk berlangsungnya suatu proses
pembelajaran yang baik dan bermutu.
Saya ambil contoh, program Sertifikasi GURU maupun DOSEN, yang tujuan semula adalah sangat mulia, yaitu agar Guru dan Dosen mampu meningkatkan kemampuan Profesional nya, dan juga mendapatkan tambahan pemasukan ( karena bagi yg lulus dapat tunjangan satu kali gaji pokok ), namun dalam pelaksanaan nya, banyak sekali kecurangan dan ketidak jujuran yang dilakukan oleh Guru maupun Dosen, demi mendapatkan sertifikat SERTIFIKASI dan mendapat tambahan gaji. Copy paste karya orang lain, mengadakan penelitian Fiktif, mencontek ide org lain, seminar fiktif dan msh banyak lagi contoh yg bisa dikemukakan sehubungan dengan kecurangan 2 ini.
Dengan kondisi demikian, Bagaimana kita bisa berharap, mutu Pendidikan akan meningkat???
Itu dari pihak Guru atau Dosen, belum dari pihak Murid/ mahasiswa, dan juga dari pihak Orang tua Murid atau Wali...! Bnyak yg masih memburu Hasil bukan Proses..! Tidak perduli bagaimana proses nya, yg penting mereka dapat LULUS dan bisa memasuki dunia kerja atau masuk Sekolah yg lebih tinggi.
UJIAN NASIONAL ( UNAS)....dengan menggunakan standar kelulusan, ternyata merupakan momok yang menakutkan bagi sebagian murid atau orang tua. Tak heran mereka akan berusaha dengan berbagai
cara, meskipun lewat ketidak jujuran, mereka tidak perduli, yang penting LULUS dapat Ijazah dan bisa segera memasuki sekolah diatasnya atau memasuki dunia kerja.
Ditinjau dari Sarana dan Prasarana, banyak sekolah yang belum mampu menyediakan sarana dan prasarana pendidikan seperti yang dicantumkan dalam KURIKULUM yg telah dirancang Pemerintah, maupun Silabus yg telah ditentukan. Sehingga ketika akan diadakan penilaian atau akreditasi, mereka menyulap lingkungan belajarnya dengan sarana atau Alat pembelajaran yang AJAIB, karena tiba tiba ada, dan nongol di sekolah tersebut, entah karena pinjam atau karena membuat dalam semalaman...heheheh persis seperti pembuatan candi Prambanan kali'.
Situasi yang demikian, masih ditambah dengan pihak Manajemen yang semau gue, yang tidak mampu membaca situasi, yang masih beranggapan UANG adalah sagalanya. Apapun bisa dibeli dengan uang..jadi tidak perlu susah susah menyiapkan, toh nanti pemeriksanya bisa di kasih imbalan dengan uang, dan sekolah itu akan LULUS Akreditasi.
Alhamdaulillah....beberapa masalah diatas ternyata di respons Pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Untuk mengatasi masalah peningkatan kualitas Guru maupun Dosen, penilaian Sertifikasi sekarang dipersulit, lebih rinci, teliti dan terukur.dengan membuat serangkaian kebijakan, seperti Guru harus mengikuti Pelatihan dulu , dan diuji kemampuan mengajarnya sebelum dinyatakan lulus
sertifikasi. demikian juga bagi DOsen , penilaian sertifikasi sekarang sudah On line dan langsung dinilai oleh DIKTI.
Saya berharap, apapun yang direncanakan Pemerintah tentang peningkatan mutu Pendidikan di Indonesia , hendaknya tidak hanya berpatokan pada sekolah yang maju dan terkenal saja, namun juga melihat sekolah yang jalan ditempat, atau yang masih dibawah standar. Sehingga Pemerintah bisa menyusun formula terbaik yang mampu dilaksanakan oleh seluruh sekolah atau Perguruan Tinggi sesuai dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan.
Blarrrrrr!!
Tiba Tiba Lamunanku terhenti, karena suara atasanku yang keras , menunjuk aku untuk berbicara memberi pendapat, untuk mencari solusi dari permasalahn yang kami alami saat ini.
Maaf tulisanku berhenti sampai disini, karena aku harus menghadapi bos ku dulu, menguraikan ide ide dan pemikiran untuk membantu Boss mencari jalan keluar...!
Sudah dulu yaa....trimakasih telah mampir di Blog ku dan membaca tulisan ini. ( GR dikit kan dimaafkan yaa heheheh)....Sebelum saya akhiri, bagi Dosen atau Guru maupun sekolah yang TIDAK melaksanakan seperti yang sy tulis diatas...JANGAN PROTES YA....heheh saya tahu, TIDAK semua Guru dan Dosen bersikap demikian, tidak juga semua sekolah atau Perguruan Tinggi yang berlaku begitu. Masih banyak yang baik dan benar benar berjalan sesuai aturan yang berlaku, dan memenuhi semua standar yang telah ditetapkan Pemerintah.
Salam dari saya buat semua PENDIDIK di Indonesia.